Kamis, 04 April 2013

kritik terhadap teori motivasi maslow


Nama   : OKTE DWI ULFAH
NIM    : F1B011051

“KRITIK TERHADAP TEORI MOTIVASI MASLOW”

  1. Tiadanya kebutuhan spiritual di dalam teori Maslow.
Di dalam teori tersebut tidak adanya kebutuhan spiritual. Padahal selama ini banyak kasus psikologis yang melibatkan adanya kebutuhan manusia akan agama, kepercayaan, atau spiritual tertentu. Sehingga hal ini merupakan kekurangan yang sangat vital dalam teori Maslow tersebut. Orang bersedekah, menunaikan sholat, zakat, ibadah haji adalah kebutuhan spiritual semata-mata karena motivasi agama terhadap Tuhannya. Kebutuhan itulah yang tidak terkategorikan di dalam hierarki teori Maslow. Tubuh dan jiwa saling berkaitan, keduanya tidak bisa dipisahkan bila manusia mau disebut utuh. Kelemahan dalam tubuh dapat mempengaruhi jiwa, kekurangan dalam jiwa pasti akan memengaruhi tubuh. Ini tidak berarti bahwa kesehatan tubuh dapat diabaikan. Baik aspek rohani maupun aspek jasmani harus berada dalam keseimbangn namun, bila mau diurut memelihara jiwa harus didahulukan daripada memelihara tubuh. Bila jiwa kita bisa bebas dari ikatan-ikatan yang bersifat fisik, kita bisa beraktualisasi diri tidak perlu orang menunggu kebutuhan dasar, rasa aman, rasa cinta, dan percaya diri terpenuhi agar bisa beraktualisasi diri seperti teori yg dianjurkan oleh motivasi Maslow. Kita bisa bertaktualisasi diri karena jiwa kita merdeka dari keinginan-keinginan fisiknya. Benarlah perkataan kuno yang mengatakan “kalau orang mengisi hati dan jiwanya dengan keadilan dan kebenaran, maka kebutuhan lainnya akan ditambahkan”. Dengan kata lain, bila hati dan fikiran sehat, kebutuhan jenjang pertama sampai ke empat tidak perlu dikhawatirkan namun banyak diantara kita memilih yang sebaliknya, kebutuhan fisik diutamakan sedangkan kebutuhan jiwa diabaikan. Tidak heran banyak orang yang memiliki motivasi rendah sekalipun kebutuhan mendasar, rasa aman, rasa cinta dan harga diri terpenuhi. Kita perlu merdeka dari ikatan kebutuhan-kebutuhan jasmani kita.

  1. Tingkatan-tingkatan  (hierarki yg janggal)
Pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan ke lima jenjang kebutuhan. Tidak perlu ada kasta kebutuhan. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, ada kebutuhan jasmani, ada kebutuhan rohani. Tubuh membutuhkan udara, makanan, air, istirahat dan ini memang diperlukan untuk menjaga agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Karena jika tubuh kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan tubuh menjadi lemah. Tingkatan-tingkatan di dalam teori Maslow bersifat relatif karena mungkin benar bagi satu orang, tapi belum tentu sesuai dengan orang lain. Misalnya apakah kita harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologis sebelum kita membutuhkan cinta? Lalu, apakah kita tidak membutuhkan cinta, apabila kita tidak atau belum memenuhi kebutuhan akan rasa aman? Seorang ibu rela mati demi anaknya tanpa dia memikirkan apakah dia sedang lapar atau dia sedang terancam keamanannya. Ini berarti teori Maslow tidak berlaku. Jadi, seyogyanya kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas tidak perlu untuk disusun secara hierarkis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar